Kamis, 19 Mei 2016

INFO KESEHATAN



ALERGI DAN INTOLERANSI MAKANAN


Alergi dan intoleransi makanan merupakan reaksi simpang terhadap makanan. Alergi terhadap makanan adalah suatu reaksi imunologik yang diperantarai oleh Ig-E terhadap protein dalam makanan yang secara normal biasanya tidak menimbulkan reaksi. Sedangkan intoleransi makanan adalah reaksi non imunologik terhadap makanan yang bersifat toksik, farmakologis, metabolik atau reaksi idiosinkratik terhadap makanan atau substansi kimiawi dalam makanan.

Gejala pada alergi maupun intoleransi makanan meliputi gangguan gastrointestinal, kulit, pernafasan dan kardiovaskuler, sehingga bila terjadi reaksi simpang makanan perlu dipastikan alergi atau intoleransi, karena walaupun gejala mungkin sama tetapi tatalaksana dietnya tetap berbeda. Pada anak yang sering terjadi adalah intoleransi laktosa karena defisiensi enzim laktase, sukrase dan lain-lain, zat farmakologik (kafein) dan bahan tambahan makanan (penyedap, pemanis, pewarna dan perisa).

Penyebab alergi makanan adalah protein dalam makanan yang masuk ke dalam tubuh dan bereaksi dengan sistem kekebalan sehingga menimbulkan reaksi alergi. Anak yang mempunyai riwayat atopi atau predisposisi genetik, mempunyai kecenderungan lebih besar untuk terjadinya alergi makanan. Gejala alergi umumnya timbul segera atau dalam 2 jam setelah setelah mengkonsumsi makanan tersebut, dengan tingkat keparahan dari ringan sampai berat.

Jenis bahan makanan yang sering menjadi penyebab alergi pada anak adalah susu sapi, telur, kedelai, gandum serta hidangan laut (ikan, udang serta kerang). Sekitar 80-90% alergi terhadap makan ini akan menghilnag setelah usia 3 tahun, tetapi seringkali alergi terhadap ikan, kerang dan kacang-kacangan menetap hingga dewasa. Pengendalian reaksi alergi dengan cara menghindari makanan penyebab alergi dapat mengurangi frekuensi dan intensitas serangan serta penggunaan obat sehingga akan meningkatkan kualitas hidup anak


 anak-anak, puncak kejadian kejadian alergi makanan terjadi pada usia 0-2 tahun karena sistem saluran pencernaan relatif belum matang, dan paling sering adalah alergi susu sapi. Alergi susu sapi adalah enteropati akibat sensitifitasi terhadap protein susu sapi yang ditandai dengan sindroma klinis berupa muntah, diare kronik, malabsorbsi, gangguan pertumbuahan dan pada biopsi usus ditemukan mukosa yang abnormal.