Indeks Masa Tubuh (IMT)
Indeks masa tubuh merupakan salah satu metode pengukuran antopometri yang digunakan berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun 1985 batasan BB normal orang dewasa ditentukan berdasarkan Body Mass Index (BMI/IMT). Indeks masa tubuh merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa (usia 18 tahun keatas), khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan BB. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak remaja, ibu hamil damn olahragawan. Juga tidak dapat diterapkan pada keadaan khusus (penyakit) seperti edema, assites dan hepatomegali. Batas ambang IMT menurut FAO membedakan antara laki-laki (normal 20,1-25,0) dan perempuan (normal 18,7-23,8).
Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defisiensi energi ataupun tingkat kegemukan lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antaralaki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada permpuab untuk kategori gemuk tingkat berat.
Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Akhirnya diambil kesimpulan ambang batas IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 1 : Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia
Sumber : Depkes 1994, Pedoman Praktis Pemantauan Status Gizi orang dewasa, Jakatra hlm 4
|
Kategori
|
IMT
|
kurus
|
Kekurangan Berat Badan Tingkat Berat
|
< 17,0
|
|
Kekurangan Berat Badan Tingkat Ringan
|
17,0-18,5
|
Normal
|
|
>18,5-25,0
|
Gemuk
|
Kelebihan Berat Badan Tingkat Ringan
|
>25,0-27,0
|
|
Kelebihan Berat Badan Tingkat Berat
|
>27,0
|
Cara menghitung IMT :
IMT = BB (Kg) : TB (m2)
Berat normal adalah idaman bagi setiap orang untuk mencapai tingkat kesadaran yang optimal. Keuntungan apabila berat badan normal adalah penampilan baik, lincah dan resiko sakit rendah. Berat badan kurang dan berlebih akan menimbulkan resiko terhadap berbagai macam penyakit. Kerugian dari keadaan berat badan kurang dan berlebih adalah sebagaai berikut :
Tabel 2 : Kerugian Berat Badan Kurang dan Berat Badan Lebih
Sumber : Depkes RI, 1994 Pedoman Praktik Memantau Status Gizi Orang Dewasa, Jakarta
Berat
Badan
|
Kerugian
|
Kurang (Kurus)
|
1. Penampilan cenderung kurang baik
. 2. Mudah Letih
. 3 Resiko sakit tinggi, antara lain ;
. 4. Memiliki resiko tinggi melahirkan
bayi dengan BBLR saat hamil
. 5. Kurang mampu bekerja keras.
|
Kelebihan (Gemuk)
|
. 1. Penampilan kurang menarik
. 2. Gerakan tidak gesit dan lamban
. 3. Mempunyai resiko, antara lain :
. 4. Pada wanita dapat mengakibatkan gangguan
haid (haid tidak teratur, pendarahan yang tidak teratur) dan faktor penyakit
pada persalinan.
|
Daftar Pustaka
Supariasa N. D. I, Bakri Bachyar, Fajar Ibnu, 2013, Penilaian
Status Gizi, Buku Kedokteran, Jakarta.
Proverawati
Atikah, Asfuah Siti, 2009, Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan, Nuha Medika,
Yogyakarta.